Kejahatan dunia maya

Kejahatan dunia maya di tahun 2010 akan terjadi pergeseran jenis-jenis serangan terhadap pengguna. Kalau sebelumnya serangan melalui situs web dan aplikasi akan bergeser ke serangan yang berasal dari jaringan file sharing. Demikian ramalan isu kejahatan yang diramu Kaspersky Lab tentang isu kejahatan dunia maya di 2010.

Tahun 2009 didominasi oleh program-program jahat yang canggih dengan fungsi rootkit, worm Kido (yang dikenal juga sebagai Conficker), serangan web dan botnets, SMS penipuan dan serangan pada jaringan sosial.

Di tahun 2010, menurut analis perusahaan, terjadi pergeseran jenis-jenis serangan terhadap pengguna dari serangan melalui situs web dan aplikasi ke serangan yang berasal dari jaringan file sharing. Indikasikan terlihat sejak tahun 2009 serangkaian epidemi massa malware telah didukung oleh file jahat yang menyebar melalui torrent portals.

Metode ini telah digunakan untuk menyebarkan ancaman terkenal seperti TDSS dan Virut serta backdoor pertama untuk Mac OS X. Di tahun 2010, analis perusahaan berharap dapat melihat peningkatan yang signifikan pada tipe ini dalam insiden jenis jaringan P2P.
Para penjahat dunia maya akan terus bersaing di lalu lintas internet. Kejahatan dunia maya modern menghasilkan lebih dan lebih banyak lagi upaya untuk melegalisasi dirinya dan ada banyak cara untuk mendapatkan uang secara online dengan menggunakan lalu lintas dalam jumlah yang besar yang dapat dihasilkan oleh botnets.

Saat ini, sebagian besar layanan pasar gelap bersaing untuk memanfaatkan lalu lintas botnet. Di masa depan, Kaspersky meramalkan lebih banyak kemunculan skema “abu-abu” di pasar layanan botnet. Yang disebut “program partner” memungkinkan pemilik botnet untuk menghasilkan keuntungan dari kegiatan-kegiatan seperti, mengirim spam, melakukan serangan DoS atau menyebarkan malware tanpa melakukan kejahatan yang eksplisit.

Penurunan game Trojan yang terjadi di tahun 2009, kemungkinan akan berulang kembali untuk program antivirus palsu di tahun 2010. Yang terakhir muncul pertama kali di tahun 2007 dan di 2009 terlihat peningkatan aktivitas dan keterlibatan mereka dalam sejumlah epidemi besar.

Sebagai contoh, worm Kido, menginstal program antivirus ganas dalam komputer yang terinfeksi. Pasar antivirus palsu sekarang sudah jenuh dan keuntungan untuk kejahatan dunia maya menurun. Selain itu, kegiatan semacam ini sangat dipantau oleh perusahan keamanan IT dan badan-badan penegak hukum. Hal ini mempersulit untuk pembuatan dan pendistribusian program antivirus palsu.

Malware akan jauh lebih canggih di tahun 2010 dan banyak program antivirus akan melambat dalam mengobati komputer yang terinfeksi karena metode infeksi file dan teknologi rootkit yang semakin canggih.

Perusahaan keamanan IT akan merespon dengan cara mengembangkan alat perlindungan yang lebih kompleks. Namun, program jahat yang mampu melewati pengukuran-pengukuran tersebut dapat menjadi lebih atau kurang kebal terhadap program antivirus untuk beberapa waktu.

Ketika serangan-serangan terhadap layanan web terjadi, Google Wave sepertinya akan menjadi berita utama di tahun 2010. Serangan terhadap layanan Google yang baru ini tidak diragukan lagi akan menggunakan pola yang biasa: pertama, pengiriman spam diikuti dengan serangan phising, kemudian mengeskploitasi kerentanan dan penyebaran malware. Rencana peluncuran jaringan berbasis Chrome OS merupakan peristiwa yang patut dicatat, tetapi para ahli di Kaspersky Lab tidak mengantisipasi timbulnya ketertarikan berlebihan dari platform kejahatan dunia maya ini.

Namun, tahun 2010 dipastikan akan lebih sulit untuk iPhone dan Android. Program jahat pertama untuk mobile platform ini muncul di tahun 2009, yang merupakan tanda pasti bahwa mereka telah membangkitkan minat para penjahat dunia maya. Satu-satunya pengguna iPhone yang berisiko adalah mereka yang memiliki perangkat berkompromi, tapi hal yang sama tidak berlaku untuk pengguna Android yang semuanya rentan terhadap serangan. Peningkatan popularitas ponsel Android OS di Cina dikombinasikan dengan tidak adanya pengecekan yang efektif untuk memastikan aplikasi keamanan piranti lunak pihak ketiga akan menimbulkan sejumlah wabah malware dengan profil tinggi.

Pendeteksian pada kerentanan baru akan tetap menjadi penyebab utama epidemi. Kerentanan ini akan terdeteksi pada perangkat lunak yang dikembangkan oleh pihak ketiga (seperti Adobe, Apple, dll.) dan di Windows 7, sistem operasi yang baru saja memasukki pasar. Jika tidak ada kerentanan serius yang terdeteksi, tahun 2010 mungkin terbukti menjadi salah satu tahun yang paling tenang untuk beberapa waktu.

TV Digital

Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.

Pendorong pengembangan televisi digital antara lain:

Perubahan lingkungan eksternal 
Pasar televisi analog yang sudah jenuh 
Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel 
Perkembangan teknologi 
Teknologi pemrosesan sinyal digital 
Teknologi transmisi digital 
Teknologi semikonduktor 
Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi 

Frekuensi TV digital
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda.

TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera video.

[sunting] Sistem pemancar TV digital
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.

Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).

Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV).

[sunting] Transisi TV analog ke TV digital
Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.

Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.

Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainya apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.

Perpindahan dari sinyal analog ke sinyal digital sudah dilakukan di sejumlah negara maju beberapa tahun yang lalu. Di Jerman, proyek penggunaan sinyal digital dimulai sejak tahun 2003 di Berlin dan tahun 2005 di Muenchen. Sementara Perancis dan Inggris telah menghentikan secara total siaran televisi analog mereka. Di Amerika Serikat, melalui Undang-Undang Pengurangan Defisit tahun 2005 yang telah disetujui oleh Kongres, setiap stasiun televisi lokal yang berdaya penuh diminta untuk mematikan saluran analog mereka pada tanggal 17 Februari 2009 dan meneruskan siaran dalam bentuk digital secara eksklusif. Sementara Jepang akan memulai siaran televisi digital secara massal pada tahun 2011.

[sunting] Perkembangan TV digital di Indonesia
Industri televisi Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1962 dimulai dengan pengiriman teleks dari Presiden Soekarno yang berada di Wina kepada Menteri Penerangan Maladi pada 23 Oktober 1961. Presiden Soekarno memerintah Maladi untuk segera mempersiapkan proyek televisi. TVRI adalah stasiun televisi pertama yang berdiri di Indonesia.

TVRI melakukan siaran percobaan pada 17 Agustus 1962 dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. TVRI mengudara untuk pertama kali tanggal 24 Agustus 1962 dalam acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sejak saat itu dirintis pembangunan stasiun televisi daerah pada akhir tahun 1964. Kemudian dibentuk stasiun-stasiun produksi keliling (SPK) tahun 1977 sebagai bagian produksi dan merekam paket acara untuk dikirim dan disiarkan melalui stasiun pusat TVRI Jakarta di beberapa ibu kota provinsi. Konsep SPK diadopsi oleh beberapa stasiun televisi swasta berjaringan tahun 1990-an. Televisi swasta menggunakan kanal frekuensi ultra tinggi (UHF) dengan lebar pita untuk satu program siaran sebesar 8 MHz.

Migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital menjadi tuntutan teknologi secara internasional. Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran televisi mulai dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an. Uji coba penyiaran televisi digital dilakukan pada tahun 2000 dengan pengoperasian sistem digital dilakukan bersamaan dengan siaran analog sebagai masa transisi.

Tahun 2006, beberapa pelaku bisnis pertelevisian Indonesia melakukan uji coba siaran televisi digital. PT Super Save Elektronik melakukan uji coba siaran digital bulan April-Mei 2006 di saluran 27 UHF dengan format DMB-T (Cina) sementara TVRI/RCTI melakukan uji coba siaran digital bulan Juli-Oktober 2006 di saluran 34 UHF dengan format DVB-T. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:07/P/M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia menetapkan DVB-T ditetapkan sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial tidak bergerak.

Stasiun-stasiun televisi swasta memanfaatkan teknologi digital pada sistem penyiaran terutama pada sistem perangkat studio untuk memproduksi, mengedit, merekam, dan menyimpan program. Sementara itu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah besar, dimana menggunakan lebih dari satu kanal transmisi. Penyelenggara berperan sebagai operator jaringan dengan mentransmisikan program stasiun televisi lain secara terestrial menjadi satu paket layanan. Pengiriman sinyal gambar, suara, dan data oleh penyelenggara televisi digital memakai sistem transmisi digital dengan satelit atau yang biasa disebut sebagai siaran TV berlangganan.

TVRI telah melakukan peluncuran siaran televisi digital pertama kali di Indonesia pada 13 Agustus 2008. Pelaksanaan dalam skala yang lebih luas dan melibatkan televisi swasta dapat dilakukan di bulan Maret 2009 dan dipancarkan dari salah satu menara pemancar televisi di Joglo, Jakarta Barat. Sistem penyiaran digital di Indonesia mengadopsi sistem penyiaran video digital standar internasional (DVB) yang dikompresi memakai MPEG-2 dan dipancarkan secara terestrial (DVB-T) pada kanal UHF (di Jakarta di kanal 40, 42, 44 dan 46 UHF) serta berkonsep gratis untuk mengudara. Penerimaan sinyal digital mengharuskan pengguna di rumah untuk menambah kotak konverter hingga pada nantinya berlangsung produksi massal TV digital yang bisa menangkap siaran DVB-T tanpa perlu tambahan kotak konverter.

Selain siaran DVB-T untuk pengguna rumah, dilakukan uji coba siaran video digital berperangkat genggam (DVB-H). Siaran DVB-H menggunakan kanal 24 dan 26 UHF dan dapat diterima oleh perangkat genggam berupa telepon seluler khusus. Keutamaan DVB-H adalah sifat siaran yang kompatibel dengan layar telepon seluler, berteknologi khusus untuk menghemat baterai, dan tahan terhadap gangguan selama perangkat sedang bergerak. Jaringan DVB-H di Indonesia dipercayakan kepada jaringan Nokia-Siemens.

Departemen Komunikasi dan Informasi merencakan untuk mengeluarkan lisensi penyiaran digital pada akhir tahun 2009 bersamaan dengan penghentian pemberian izin untuk siaran televisi analog secara bertahap. Pemerintah telah menetapkan peserta yang mendapat izin frekuensi sementara untuk menyelenggarakan uji coba DVB-T dan DVB-H di Jakarta yaitu :

Untuk DVB-T 
Lembaga Penyiaran Publik TVRI 
Konsorsium TV Digital Indonesia (KTDI) : SCTV, ANTV, TransTV, Trans7, TV One, Metro 
Untuk DVB-H 
Telkom Tbk (Telkomsel dan TelkomVision) 
Mobile-8 Telecom Tbk (didukung oleh TV grup MNC : RCTI, Global, TPI) 
Perangkat penerima yang akan mendukung uji coba siaran digital di Indonesia adalah Polytron dengan produk TV digital dan kotak konverter. Polytron akan mengeluarkan TV digital berukuran 21 inchi dan 29 inchi dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat.

[sunting] Karakteristik sistem penyiaran TV digital terestrial
Sistem penyiaran televisi digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat, dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap area penyiaran.

[sunting] Kualitas penyiaran TV digital
TV Digital memiliki hasil siaran dengan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih baik dari yang dihasilkan televisi analog. Sistem televisi digital menghasilkan pengiriman gambar yang jernih dan stabil meski alat penerima siaran berada dalam kondisi bergerak dengan kecepatan tinggi. TV Digital memiliki kualitas siaran berakurasi dan resolusi tinggi. Teknologi digital memerlukan kanal siaran dengan laju sangat tinggi mencapai Mbps untuk pengiriman informasi berkualitas tinggi.

[sunting] Manfaat penyiaran TV digital
TV Digital digunakan untuk siaran interaktif. Masyarakat dapat membandingkan keunggulan kualitas siaran digital dengan siaran analog serta dapat berinteraksi dengan TV Digital. 
Teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif dimana TV Digital memiliki layanan komunikasi dua arah layaknya internet. 
Siaran televisi digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi tidak bergerak maupun sistem penerimaan televisi bergerak. Kebutuhan daya pancar televisi digital yang lebih kecil menyebabkan siaran dapat diterima dengan baik meski alat penerima siaran bergerak dalam kecepatan tinggi seperti di dalam mobil dan kereta. 
TV Digital memungkinkan penyiaran saluran dan layanan yang lebih banyak daripada televisi analog. Penyelenggara siaran dapat menyiarkan program mereka secara digital dan memberi kesempatan terhadap peluang bisnis pertelevisian dengan konten yang lebih kreatif, menarik, dan bervariasi. 
[sunting] Keunggulan frekuensi TV digital
Siaran menggunakan sistem digital memiliki ketahanan terhadap gangguan dan mudah untuk diperbaiki kode digitalnya melalui kode koreksi error. Akibatnya adalah kualitas gambar dan suara yang jauh lebih akurat dan beresolusi tinggi dibandingkan siaran televisi analog. Selain itu siaran televisi digital dapat menggunakan daya yang rendah.

Transmisi pada TV Digital menggunakan lebar pita yang lebih efisien sehingga saluran dapat dipadatkan. Sistem penyiaran TV Digital menggunakan OFDM yang bersifat kuat dalam lalu lintas yang padat. Transisi dari teknologi analog menuju teknologi digital memiliki konsekuensi berupa tersedianya saluran siaran televisi yang lebih banyak. Siaran berteknologi digital yang tidak memungkinkan adanya keterbatasan frekuensi menghasilkan saluran-saluran televisi baru. Penyelenggara televisi digital berperan sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital sementara program siaran disediakan oleh operator lain. Bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran televisi digital mengalami perubahan dari segi pemanfaatan kanal ataupun teknologi jasa pelayanannya. Terjadi efisiensi penggunaan kanal frekuensi berupa pemakaian satu kanal frekuensi untuk 4 hingga 6 program.

Siaran televisi digital terestrial dapat diterima oleh sistem penerimaan televisi analog dan sistem penerimaan televisi bergerak. TV Digital memiliki fungsi interaktif dimana pengguna dapat menggunakannya seperti internet. Sistem siaran televisi digital DVB mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan jalur kembali antara IRD dan operator melalui modul Sistem Manajemen Subscriber. Jalur tersebut memerlukan modem,jaringan telepon atau jalur kembali televisi kabel, maupun satelit untuk mengirimkan sinyal balik kepada pengguna seperti pada aplikasi penghitungan suara melalui televisi. Ada beberapa spesifikasi yang telah dikembangkan, antara lain melalui jaringan telepon tetap (PSTN) dan jaringan berlayanan digital terintegrasi (ISDN). Selain itu juga dikembangkan solusi komprehensif untuk interaksi melalui jaringan CATV, HFC, sistem terestrial, SMATV, LDMS, VSAT, DECT, dan GSM.

Ingin Buat Sistem Informasi Seperti apa ya,..

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak sekitar 200 juta jiwa orang penduduk Indonesia, dengan penduduk yang sangat banyak ini tenu sangat sulit untuk mendata semua penduduk Indonesia, maka dari itu sangat membuat sistem informasi Masyarakat Indonesia, yaitu dengan membuat suatu data base kependudukan online yang bisa diakses dan di udate dimana saja, dari data base itu sudah terdapat sidik jari sebagai karakter unik agar setiap penduduk Indonesia tidak memiliki KTP ganda, dan dari data base itu setiap orang bisa meng update data meraka jika ada perubahan, memang sistem seperti ini sulit diterapkan di Indonesia, Melihat masih banyak penduduk Indonesia yang Gaptek. tetapi dengan pesat kemajuan teknologi di Indonesia saya yakin sistem ini bisa diterapkan di Indnesia.

Bank Data

Bank Data adalah Sebuah tempat penyimpanan data setiap koleksi:collection data penting. dan Bank data dapat disebut sebagai database.

Data Base (basis data) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan. Hubungan antar data dapat ditunjukan dengan adanya field/kolom kunci dari tiap file/tabel yang ada. Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record.
Adapun Struktur Database adalah:Database
File/Table
Record
Elemen data/FieldDari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu :
1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah
5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

Prinsip utama Data Base adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibelitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan
2. Data dalam jumlah besar.
3. Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/Sharebility).
4. Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi dan ketidakkonsistenan data.

Dan karena bank data dan database saling berkaitan satu sama lain nya

Sistem Informasi Nasional PEmbangunan

Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan daerah adalah sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan pembangunan daerah. Hal ini perlu diingat karena telah terjadi perubahan paradigma menuju desentralisasi di berbagai aspek pembangunan. Salah satu paradigma baru itu adalah perihal perencanaan pembangunan daerah. Mulai tahun 2001, seiring dengan pemberlakuan UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, maka perencanaan pembangunan daerah telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Dan dengan terbitnya UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kiat di balik desentralisasi adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, partisipasi dalam perencanaan pembangunan, dan pencapaian akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. Telah banyak dikembangkan sistem informasi yang berbasis data perencanaan pembangunan, yang beroperasi baik di pusat maupun di daerah. Akan tetapi, harus diakui bahwa pada umumnya sistem informasi yang telah dikembangkan itu hanya menyangkut aspek tertentu dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri (Simdagri) dan SIM Daerah (Simda), yang penerapan pengelolaannya di daerah dilakukan oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di daerah. Contoh lain adalah yang berkaitan dengan aspek ruang, yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG), yang dikembangkan melalui proyek berbantuan luar negeri Land Resources Evaluation and Planning (LREP) dan Marine Resources Evaluation and Planning (MREP); atau sistem informasi yang menyangkut aspek lingkungan, seperti Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) serta Neraca Sumber Daya Alam dan Spasial Daerah (NSASD) di setiap daerah. Dengan adanya Sistem Informasi dan Manajemen Perencanaan Pembangunan Nasional (Simrenas) ini, diharapkan dapat menata berbagai aspek data perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan komprehensif, baik dalam hal struktur, jenis maupun format data untuk perencanaan pembangunan.

STRATEGI KOMPUTERISASI

Teknologi dalam strategi komputerisasi adalah untuk mengejar informasi dan peluang bisnis yang sedang atau dikelola.Kemajuan dibidang teknologi telah mengantar kepada aspek kehidupan yang semakin modern sja,dengan didukung oleh adanya software ataupun hardware,lengkaplah sudah teknologi komputerisasi tersebut.
Dampak yang paling cepat trkena teknologi ini adalah pelaku – pelaku bisnis,karena dengan teknologi komputerisasi mereka dapat menerima ataupun mengirim berita kepada sumber yang dituju dengan cepat.Para pelaku bisnis menggunakan startegi komputerisasi yang dianggap dapat memicu persaingan pasar, dengan begitu seseorang yang mengerti tentang komputerisasi dapat memenangkan segala persaingan.

LSP TELEMATIKA

LSP Telematika merupakan sebuah lembaga yang sifatnya independent dan profesional. Kegiatan di lembaga ini yaitu, menyelenggarakan standarisasi, uji kompetensi dan sertifikasi bagi para profesional di bidang telematika. LSP Telematika ini di bentuk oleh pemerintah. Lembaga ini sekarang menjadi sebuah rujukan profesionalisme bagi industri telematika di dalam dan luar negeri.
Kita sebagai mahasiswa tentunya sangat senang dan mendukung dari keberadaan lembaga ini. Karena melalui lembaga ini para sdm yang bergerak di bidang telematika dan IT mempunyai acuan standarisasi kerja dan sertifikat kompetensi kerjanya. Hal ini tentunya dapat membuat sdm kita yang bergerak di bidang telematika, multimedia, dan tentu saja yang berhubungan dengan IT dapat meningkatkan daya saingnya dalam persaingan kompetensi di era globalisasi ini. Dengan sertifikat yang di dapat dari LSP Telematika ini menjamin bahwa sdm yang mempunyai sertifikatnya memiliki keunggulan di bidangnya dan telah terstandarisasi sesuai dengan standar kompetensi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari materi uji kompetensi yang diberikan lembaga ini kepada sdm yang ingin mendapatkan sertifikat dari LSP Telematika. Selain itu dapat dilihat pula dari keunggulan uji kompetensi yang dilakukan LSP Telematika, yaitu :

1. Metode ujian in aplication
2. Sistem penilaian Output Based Oriented
3. Penilaian hasil tes instan dan otomatis
4. Dapat disajikan dalam multi bahasa
5. Pemberian soal secara acak
6. Soal ujian terenkripsi
7. Laporan hasil ujian secara rinci
8. Integritas ujian terjaga

Namun ada hal yang harus diperhatikan dan menjadi tugas kita bersama untuk mengawasi keberadaan LSP Telematika ini. Jangan sampai lembaga ini menjadi salah jalan dan menjadi sebuah lembaga yang hanya menjual nama/keuntungan kepada orang-orang yang juga ingin mendapatkan jalan mulus dengan cara mudah. Contohnya seperti adanya tindakan jual beli sertifikat kompetensi tanpa melalui uji kompetensi yang ada dam sesuai peraturan.